Kepulauan Kei: Konservasi Laut, Ekowisata, dan Pelestarian Budaya Lokal

  

Data dan Informasi Wisata Bawah Laut Kawasan Konservasi Kepulauan Kei

 

  1. Latar Belakang

Kepulauan Kei, yang secara administratif berada di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, merupakan gugusan pulau yang kaya akan sejarah, budaya, dan tradisi maritim. Kepulauan ini terdiri dari dua pulau besar, yaitu Kei Kecil dan Kei Besar, serta ratusan pulau kecil yang tersebar di Laut Banda. Nama "Kei" diyakini berasal dari kata dalam bahasa lokal Evav, yang berarti "air," menggambarkan kedekatan kehidupan masyarakat dengan laut. Dalam catatan sejarah, wilayah ini telah dihuni sejak ribuan tahun lalu oleh komunitas Austronesia yang bermigrasi dari Asia Tenggara, membawa bahasa, budaya, serta tradisi bercocok tanam dan berlayar.

Pada abad ke-14 hingga 16, Kepulauan Kei mulai dikenal sebagai bagian dari jalur perdagangan rempah di kawasan Maluku. Hubungan dagang dengan pedagang Arab, India, dan Tiongkok berkembang, terutama lewat komoditas laut, sagu, dan hasil hutan. Ketika bangsa Eropa, terutama Portugis dan Belanda, datang ke Maluku, kepulauan ini juga terpengaruh oleh kolonialisme meskipun tidak menjadi pusat perebutan rempah sebesar Ambon atau Ternate. Pengaruh kolonial membawa masuk agama Kristen dan Katolik, sementara Islam juga telah lebih dahulu hadir melalui jalur perdagangan. Hal ini membentuk karakter masyarakat Kei yang religius dengan toleransi tinggi antara pemeluk agama yang berbeda.

Selain itu, masyarakat Kei terkenal dengan sistem adat yang disebut Larvul Ngabal, sebuah hukum adat turun-temurun yang menjadi dasar kehidupan sosial, pengelolaan tanah, serta penyelesaian konflik. Larvul Ngabal yang berarti “Hukum Darah Merah” lahir dari sumpah persatuan para leluhur Kei pada abad ke-15 dan hingga kini masih dihormati sebagai pilar identitas budaya. Adat ini mengatur prinsip hidup harmonis dengan alam, menjunjung tinggi martabat manusia, dan menjaga keseimbangan sosial.
 

  1. Rute Perjalanan & Aksesibilitas

Untuk mencapai Kepulauan Kei, Maluku Tenggara, perjalanan dari Jakarta dapat ditempuh melalui jalur udara dengan rute yang relatif mudah. Penerbangan dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta (CGK) menuju Bandara Pattimura Ambon (AMQ) dengan waktu tempuh kurang lebih 3 hingga 4 jam tanpa transit. Dari Ambon, perjalanan dilanjutkan dengan penerbangan menuju Bandara Karel Sadsuitubun di Langgur, Kei Kecil (LUV) yang memakan waktu sekitar 1 jam 15 menit. Setelah tiba di Langgur, akses menuju pusat kota Tual atau Langgur dapat ditempuh dengan perjalanan darat selama 20 hingga 30 menit menggunakan taksi atau bentor (becak motor). Rute perjalanan ini menjadi jalur utama bagi wisatawan maupun masyarakat yang hendak berkunjung ke Kepulauan Kei, sekaligus memperlihatkan bahwa meskipun letaknya cukup jauh di timur Indonesia, kawasan ini memiliki aksesibilitas yang cukup baik.
 

  1. Fasilitas

Kepulauan Kei di Maluku Tenggara memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk mendukung aktivitas wisata maupun kebutuhan sehari-hari masyarakat. Fasilitas akomodasi juga beragam, mulai dari hotel sederhana, guest house, hingga eco-lodge di tepi pantai, dengan restoran dan warung yang menyajikan kuliner khas Maluku. Dari sisi layanan umum, Kepulauan Kei memiliki rumah sakit daerah, puskesmas, serta jaringan perbankan meski terbatas pada kota Tual dan Langgur. Untuk wisata bahari, tersedia dive center seperti Kei Pirate Divers yang menyediakan perlengkapan selam dan pemandu profesional. Selain itu, fasilitas rekreasi berupa gazebo, warung pantai, hingga pusat kegiatan budaya seperti festival Meti Kei turut menambah daya tarik. Suasana alami yang tenang dengan dukungan infrastruktur dasar menjadikan kawasan ini sangat ideal bagi wisatawan yang mencari pengalaman autentik di tengah keindahan alam dan budaya lokal.

 

  1. Komunitas

Di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara, belum ditemukan komunitas wisata formal atau organisasi masyarakat yang terstruktur. Meski demikian, warga setempat sudah terlibat secara mandiri dalam kegiatan pariwisata, seperti menawarkan jasa perahu, menjadi pemandu snorkeling, hingga membuka homestay sederhana. Aktivitas budaya seperti kerajinan dan tradisi lokal juga turut mendukung daya tarik wisata, yang menunjukkan potensi terbentuknya komunitas wisata berbasis masyarakat di masa depan.

 

  1. Atraksi

  1. Snorkeling dan diving

  • Pantai Ngurbloat (Pasir Panjang)

Di Pantai Ngurbloat, pengunjung bisa menikmati berbagai kegiatan wisata yang menyenangkan, mulai dari berjalan santai di sepanjang garis pantai berpasir putih super halus, bermain pasir, hingga berenang di air laut yang jernih dan tenang. Bagi pencinta bawah laut, tersedia spot snorkeling dan diving sekitar 400–600 meter dari pantai dengan pemandangan terumbu karang yang indah. Selain itu, wisatawan dapat bersantai di pondok-pondok tepi pantai, menikmati kuliner lokal seperti pisang goreng enbal dan kelapa muda, hingga menyaksikan panorama matahari terbenam yang memukau. Pada waktu tertentu, Pantai Ngurbloat juga menjadi lokasi Festival Meti Kei, yang menampilkan fenomena pasang surut ekstrem sekaligus memperkenalkan budaya khas masyarakat Kei.

  • Pantai Ngurtafur

Di Pantai Ngurtafur pengunjung dapat merasakan sensasi berjalan di hamparan pasir timbul sepanjang sekitar 2 km dan lebar sekitar 7 m muncul saat air laut surut, membentuk jalur memanjang seperti sulur ular yang memisahkan dua sisi laut. Air lautnya begitu jernih sehingga snorkeling dan berenang menjadi aktivitas yang diminati, memungkinkan pengunjung menikmati pemandangan bawah laut yang menawan. Salah satu hal yang paling istimewa adalah kesempatan untuk mengamati kawanan burung pelikan yang bermigrasi dari Australia dan singgah di sekitar pantai menjadi sebuah momen langka dan eksotis yang menambah pesona lokasi ini. Setibanya di lokasi, pengunjung bisa menyewa speedboat, dan juga sangat diperlukan untuk memperkirakan waktu kunjungan sesuai dengan kondisi pasang surut agar fenomena pasir timbul bisa dinikmati sepenuhnya.

  • Pantai Ngur Sarnadan

Pantai dengan air laut yang jernih dan tenang, menjadikan pantai ini cocok untuk berenang, snorkeling ringan, hingga bermain kano. Pemandangan alam di sekitarnya masih alami, dengan suasana yang tenang dan jauh dari keramaian—sehingga ideal untuk wisatawan yang ingin melepas penat. Pantai ini terkenal dengan panorama sunset yang begitu memukau sehingga sering disebut sebagai salah satu tempat dengan pemandangan senja terindah di Kepulauan Kei.

  • Pulau Bair

Pulau ini menawarkan perpaduan unik antara laguna berair biru jernih, tebing karst menjulang, serta perairan tenang yang dikelilingi hutan bakau. Panorama alamnya begitu dramatis sehingga sering menjadi spot favorit wisatawan untuk fotografi, snorkeling, hingga sekadar menikmati suasana tropis.

 

  1. Potensi wisata

  • Goa Hawang 

Goa Hawang merupakan salah satu destinasi wisata alam dan budaya yang unik di Kepulauan Kei, Kabupaten Maluku Tenggara. Goa ini terletak di Desa Letvuan, sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Langgur, dan dikenal dengan kolam air jernih berwarna biru toska yang berada di dalamnya. Selain panorama alam yang menawan, Goa Hawang juga menyimpan nilai sejarah dan arkeologi penting berupa lukisan cadas (rock art) yang ditemukan pada dinding-dinding gua. Lukisan-lukisan prasejarah tersebut berupa cap tangan, motif geometris, serta simbol-simbol tertentu yang dipercaya merupakan bentuk ekspresi dan jejak kehidupan masyarakat Austronesia yang telah mendiami kawasan ini ribuan tahun silam. Kehadiran lukisan cadas di Goa Hawang menjadi bukti bahwa Kepulauan Kei tidak hanya kaya akan tradisi adat dan budaya, tetapi juga memiliki warisan prasejarah yang bernilai tinggi. Perpaduan antara keindahan alam, mitos lokal tentang asal-usul gua, dan peninggalan arkeologis menjadikan Goa Hawang sebagai destinasi wisata yang menawarkan pengalaman sekaligus edukasi sejarah bagi pengunjung.
 

  • Mata Air Evu

Mata Air Evu merupakan salah satu destinasi wisata alam yang populer di Pulau Kei Kecil, Maluku Tenggara. Terletak sekitar 30 menit perjalanan dari Kota Langgur, mata air ini dikenal sebagai sumber air tawar terbesar di Kepulauan Kei dan menjadi pusat kebutuhan masyarakat setempat. Kolam alami berair jernih dan sejuk ini dikelilingi pepohonan rindang, menciptakan suasana tenang yang cocok untuk berenang, berendam, maupun sekadar bersantai menikmati keindahan alam tropis. Selain keindahan alamnya, Mata Air Evu juga memiliki nilai budaya karena dihubungkan dengan legenda lokal tentang seorang nenek sakti yang menciptakan sumber air untuk membantu seorang pemburu. Kini, kawasan wisata ini telah dikelola dengan baik oleh masyarakat desa, dilengkapi fasilitas sederhana seperti area parkir, kamar mandi, serta balai pertemuan, sehingga menjadikannya tujuan rekreasi keluarga yang menarik sekaligus sarana mengenal budaya lokal Kei.

 

  1. Daftar Pustaka

Dini Daniswari (Ed.). (2022, September 28). Pulau Bair, Obyek Wisata di Maluku Tenggara, Daya Tarik, Penginapan, dan Rute. Diakses dari https://regional.kompas.com/read/2022/05/28/212721478/pulau-bair-obyek-wisata-di-maluku-tenggara-daya-tarik-penginapan-dan-rute?page=all 

Fidmas. (2024, Mei 6). Pariwisata Provinsi Maluku. Pantai Ngurtafur. Diakses dari https://dispar.malukuprov.go.id/destinasi/pantai-ngurtafur 

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif-Jejaring Desa Wisata (Jadesta). (tanpa tanggal). (n.d.). Goa Hawang/Lian Hawang. Desa Wisata Letvuan Paradise, Kabupaten Maluku Tenggara. https://jadesta.kemenparekraf.go.id/atraksi/goa_hawanglian_hawang 

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif-Jejaring Desa Wisata (Jadesta). (2017, Februari 19). Pantai Ngurtavur. Diakses dari https://hubud.kemenhub.go.id/hubud/website/berita/3029 

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. (2017, Februari 19). Pantai Ngurtafur. Diakses dari https://hubud.kemenhub.go.id/hubud/website/berita/3029 

Meiske Maturbongs. (2024, November 15). Mengenal Spot Wisata Wear Mas iL Desa Evu (Aminah Hatim, Ed.). RADIO REPUBLIK INDONESIA. https://rri.co.id/wisata/1129572/mengenal-spot-wisata-wear-mas-il-desa-evu 

Nabila Ramadhian, & Cahya, K. D. (2020, September 28). Wisata Pantai Ngur Sarnadan Kepulauan Kei, Berbaur dengan Warga Lokal. Kompas.com. https://travel.kompas.com/read/2020/09/28/142000127/wisata-pantai-ngur-sarnadan-kepulauan-kei-berbaur-dengan-warga-lokal?page=all